Jakarta, Sistem pencernaan ternyata beradaptasi selama seseorang berpuasa. Berkurangnya asupan makanan ke dalam tubuh menyebabkan lambung mengalami perubahan morfologis menjadi kecil.
Lambung manusia ternyata bersifat elastis. Bentuknya akan mengikuti komposisi dan jumlah makanan yang masuk ke dalamnya. Selama berpuasa, makanan lebih sedikit masuk ke dalam lambung, dan hal itu ternyata mempengaruhi ukuran dan morfologis lambung.
"Setelah beberapa lama menjalani puasa, lambung akan mengecil dan enzim-enzim pencernaan berkurang. Itu sebabnya pada saat buka puasa dan makan banyak, perut akan terasa sesak dan berat. Itu karena enzim-enzim pencerna karbohidrat, protein, lemak dan lainnya memang berkurang dan tidak berada dalam jumlah yang cukup banyak untuk mencernanya," ujar dr. Angela C. Ardhianie N dari Healthy Choice Detox Center & Medical Store, Senin (7/9/2009).
Akibat berkurangnya enzim pencernaan membuat lambung akan bekerja lebih keras dan mengeluarkan asam lebih banyak. "Saat makanan masuk dalam jumlah yang banyak, lambung akan shock dan membutuhkan asam lambung yang lebih banyak, sedangkan pencernaan tidak punya itu, jadi kerjanya akan lebih keras dan risiko sakit perut pun lebih tinggi, " ujar Angela.
Oleh karena itulah, mengapa ketika berbuka dianjurkan makan secara bertahap, tidak langsung makan berat. Mulai dari air putih beberapa teguk, sedikit makanan manis, jus buah, dan selang minimal setengah atau 1 jam baru makan besar.
"Kalau bisa minum jus buah diperbanyak, buat 5 sampai 9 kali sajian kecil ketika berbuka, seling-seling saja dari mulai berbuka hingga mau sahur," jelas Angela.
Mengecilnya lambung setelah puasa ternyata ada baiknya untuk mengatur pola makan dan mengurangi nafsu makan seseorang, terutama mereka yang ingin kurus. Meski tidak selalu berkaitan secara langsung antara lambung yang mengecil dengan nafsu makan, namun secara logika dengan lambung yang kecil, perut akan terasa sudah kenyang meski baru makan dalam porsi kecil.
Namun dr. Angela mengatakan pengecilan lambung hanya terjadi sangat sedikit sekali, jadi tidak perlu khawatir akan merubah bentuk utuhnya. "Mengecilnya lambung bukan berarti secara anatomi berubah drastis, tapi ukurannya saja yang sedikit mengecil karena terbiasa mengonsumsi sedikit makanan," tutur Angela.
Ketika berpuasa, tubuh pun tanpa disadari melepaskan toksin melalui berbagai cara yang berbeda-beda pada tiap orang. "Ada yang pusing, bau badan, bau mulut, kulit kering, lebih sensitif, jerawat keluar, rambut rontok, eksim menjadi lebih atau asma kumat. Itu semua adalah proses pengeluaran racun dari tubuh, jadi jangan heran kalau gejala-gejala tersebut terjadi pada saat berpuasa," jelas Angela.
Untuk menjaga lambung tetap bekerja normal dan dan tidak memproduksi asam berlebih yang dapat merusak lambung, Angela pun menganjurkan untuk sering-sering minum jus lemon. "Buah lemon memang terasa asam, tapi diantara semua jenis buah, derajat pH-nya termasuk cukup tinggi yaitu 7,5 yang artinya ia bersifat basa," ujar Angela.
Ketika lemon yang bersifat basa bertemu dengan asam yang berasal dari lambung, maka akan terjadi keseimbangan pH, dan hal itu mencegah lambung dari keadaan terluka akibat asam yang terus diproduksi ketika berpuasa.
"Minum jus lemon paling baik dilakukan ketika perut kosong untuk mempermudah penyerapannya. Jadi ketika sahur sebaiknya minum jus lemon untuk menetralkan asam yang terus diproduksi lambung ketika perut dalam keadaan kosong karena berpuasa," tambah Angela.
Pengaduan yang diarahkan pada Seto Mulyadi oleh Martina, ibu dari Imanuel dan Rafael dengan dugaan penculikan di Polda Metro Jaya dibantah oleh pria yang akrab disapa Kak Seto itu, di kantor Komnas Perlindungan Anak (PA), Pasar Rebo, Kamis (3/9).
Sejumlah bukti sanggahan ditunjukkan Kak Seto dan anggota Komnas PA lain. Di antaranya surat tulisan tangan Imanuel yang diperuntukkan ke Hakim, Polisi dan Kak Seto tentang kekerasan yang diperbuat Martina pada mereka, serta bukti transfer pengembalian uang yang diberikan Martina pada yayasan yang bekerjasama dengan Komnas PA, untuk membiayai makan Imanuel dan Rafael.
Seperti diceritakan Kak Seto, pada 15 Februari dia tengah di Surabaya dan mendapat laporan dari masyarakat ada dua anak yang kerap mendapat perlakuan kasar dari ibunya. Masyarakat tersebut minta supaya kedua anak ini dilindungi di Komnas PA.
Imanuel dan Rafael, nama kedua anak itu, akhirnya di bawa ke Jakarta. Kak Seto mencoba mediasi dengan ibunya yang bernama Martina. Namun kala mendengar nama Martina, salah satu anak tersebut ketakutan dan langsung buang air besar.
Bahkan sempat muntah. Kendati begitu saat itu kedua anak bisa dibujuk tinggal bersama Martina di Perumahan Puri Garden II Jakarta Barat pada 5 Maret.
Tetapi belum sampai dua minggu Komnas PA menerima SMS dan surat dari Imanuel dan Rafael yang menjelaskan Martina berbuat kasar kembali pada mereka. Malah kedua anak ini sempat mengancam Komnas PA bila tak segera menolong, mereka akan kabur.
Melihat kenyataan ini Kak Seto memberitahu Polres Jakarta Barat untuk mengecek laporan adanya kekerasan terhadap anak oleh ibunya, sekaligus menyertakan bukti berupa SMS dan surat.
Setelah di cek polisi laporan itu ternyata benar. Namun belum sampai dijemput petugas, kedua anak tersebut sudah kabur ke Polres Jakarta Barat. Imanuel dan Rafael sempat dititipkan Komnas PA ke yayasan.
Selama di yayasan Martina sempat menelepon dan bersedia mengirim uang sebagai biaya untuk kedua anaknya sejumlah Rp20 juta. Namun hanya lima juta yang terpakai, sedangkan sisanya dikembalikan melalui jasa kurir ke Martina.
"Jadi anak-anaknya yang urus bukan Komnas PA tapi di bawah pengawasan Polres Jakarta Barat. Kami hanya bertugas melindungi hak anak dari segala macam ancaman," tegas Kak Seto diiyakan Roostiningsih yang memegang tanda bukti pengiriman uang.
Di tempat yang sama Roostiningsih mengaku tak bisa menolak bantuan dari Martina. Hal ini karena diperuntukkan Imanuel dan Rafael. Namun begitu Kak Seto tahu maka uang itu dikembalikan.
"Kata ibunya tolong dibelikan makanan kesukaan mereka dan dia bersedia bantu. Saya nggak bisa tolak bantuan karena takut menghalang-halangi niat baik ibu pada anak. Akhirnya dia kirim bantuan 20 juta via transfer secara bertahap. Dengan begitu Kak Seto tahu uang tersebut dikembalikan pada Martina," tandasnya. (kpl/dis/bar)